TIMES TUBAN, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pelatihan bagi para penjamah pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kegiatan ini bertujuan memastikan setiap makanan yang disajikan kepada masyarakat diolah dengan aman, bersih, dan bergizi.

Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Nurjaeni, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut menjadi bagian penting dalam menjaga mutu layanan gizi nasional.

“Kami ingin memastikan para penjamah pangan memahami pentingnya pengolahan makanan yang higienis dan aman konsumsi, sehingga masyarakat memperoleh manfaat gizi yang maksimal,” ujarnya di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Selama pelatihan, peserta dibekali berbagai keterampilan teknis mulai dari menjaga sanitasi dapur, mensterilkan peralatan, hingga mengendalikan risiko kontaminasi pangan. Mereka juga diajarkan untuk menggunakan bahan pembersih dan sanitizer dengan standar food grade agar tidak meninggalkan residu berbahaya.

Nurjaeni menjelaskan bahwa pembersihan menjadi tahapan awal yang wajib dilakukan sebelum proses produksi dimulai. Prosedurnya dilakukan secara bertahap — mulai dari mengikis sisa makanan, mencuci dengan deterjen, membilas, menyemprot dengan sanitizer, hingga mengeringkan peralatan.

“Setiap langkah harus dijalankan dengan benar agar tidak terjadi kontaminasi silang yang bisa menurunkan kualitas makanan,” tambahnya.

Selain itu, penjamah pangan juga diingatkan untuk menyimpan peralatan di tempat higienis dengan jarak aman dari lantai dan dinding, serta membersihkan permukaan kerja sebelum dan sesudah digunakan menggunakan kain lap dan sanitizer berbasis alkohol 70 persen.

Dalam pelatihan tersebut, BGN kembali menekankan lima prinsip utama keamanan pangan: menjaga kebersihan, memisahkan bahan mentah dan matang, memasak hingga suhu aman, menyimpan makanan dengan benar, serta memastikan penggunaan air dan bahan baku yang bebas cemaran.

“Prinsip ini menjadi fondasi penting untuk menjamin keamanan pangan sekaligus mendukung ketahanan gizi masyarakat secara berkelanjutan,” kata Nurjaeni. (*)