Wisata

Sensasi Berkemah di Paralayang Bukit Glodakan Tuban yang Eksotis

Senin, 07 Juni 2021 - 06:03
Sensasi Berkemah di Paralayang Bukit Glodakan Tuban yang Eksotis Pemandangan eksotis di Bukit Glodakan Trantang saat fajar (Foto: Ikhwan Fahrudin/TIMES Indonesia)

TIMES TUBAN, TUBAN – Mengisi libur akhir pekan di kota sendiri menjadi salah satu cara melepas penat. Di Kabupaten Tuban setidaknya ada beberapa pilihan wisata akhir pekan yang murah. Salah satunya, Paralayang Bukit Glodakan Desa Trantang Kec. Kerek, Tuban.

Tempat ini pernah menjadi lokasi perhelatan Cabang Olahraga (Cabor) Paralayang di kejuaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur VI 2019 silam.

Lokasi di ketinggian 128 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini menyajikan pemandangan sunset dan sunrise yang eksotis.

Area perbukitan milik Perhutani, KPH Tuban tersebut menjadi lokasi untuk latihan paralayang, perbukitan kapur ini sengaja dipergunakan karena dinyatakan cukup syarat sebagai zona olahraga terbang paralayang.

Memilih berkemah bersama kolega di akhir pekan merupakan pilihan tepat. Melepas jenuh dengan rutinitas. Menikmati pemandangan alam dari bukit dan udara segar sungguhlah nyaman.

Bukit Glodakan 2

Kemah di sini tidaklah repot. Cukup membawa peralatan lengkap seperti: tenda dome, Kompor portable, satu set peralatan makan, sleeping bag, matras, korek api, senter, trash bag, jas hujan, botol air minum, pisau, obat, tisu, dan bekal makanan. Kalau pun belum memenuhi semua, cukup membawa yang penting saja.

Akses menuju tempat ini cukuplah mudah. Jika ditempuh dari pusat Kota, Bukit Glodakan berjarak sekitar 30 Kilometer dari Patung Letda Soecipto. Sekira 45 menit dengan motor, dan 50 menit dengan mobil saat lalu lintas normal.

Waktu tempuh tersebut akan sedikit lebih lama jika sambil menikmati hamparan sawah luas dan rumah warga selama perjalanan.

Ketika sampai di bukit, akan naik anak tangga memutari bukit sekitar 4-5 menit perjalanan. Motor bisa diparkir di bawah bukit atau naik di area bukit sebelah kanan dengan jalan setapak.

Sedangkan untuk kendaraan roda empat bisa diparkir di bawah, dan keamanannya cukup terjamin.

Belum banyak yang mengetahui area kemah satu ini. Berkemah di Bukit Glodakan Trantang saat malam hari, ada 7 tenda dari empat kelompok pecinta alam yang bermalan di sini, (Sabtu, 5/62021) hingga (Minggu, 6/6/2021) pagi.

Salah satu komunitas yang kemah yakni, Backpaker Tuban. Ada 8 orang yang kemah dengan membawa 4 tenda.

“Kami minggu kemarin kemah di area Semanding Tuban dan minggu ini ke Kerek. Kami pertama kali nge-camp di Bukit Glodakan sangat terkesan. Selain jaraknya dekat dengan kota, saat senja juga bisa melihat latihan atlet Paralayang Tuban,” kata Masruhin ketua suku kepada TimesIndonesia.com, Minggu (6/6/2021).

Bukit Glodakan 3

Komunitasnya sering berjelajah wisata Tuban untuk menikmati keindahan alam. Pria yang berprofesi sebagai guru tersebut berangkat kemah di Bukit Glodakan naik motor mulai pukul 15.45 WIB dan tiba di lokasi tepat matahari sebelum tenggelam. Sehingga masih bisa menangkap pemandangan sunset dengan lensanya.

Di Bukit Glodakan Trantang tersedia fasilitas lampu tenaga surya sebanyak dua unit. Di satu sisi penerangan ini membantu karena yang sedang kemah tidak perlu mengeluarkan penerangannya. Tapi jika ingin suasana berbeda, komunitas bisa memilih sisi lain bukit yang menjauhi kedua lampu tersebut.

Suasana syahdu dan tenang bersahabat dengan padu. Menikmati kopi dan jahe merah di atas bukit sambil ngobrol begitu nikmat. Gemerlap lampu kampung warga Kecamatan Kerek dan Tambakboyo serta area pabrik semen bagaikan gugusan ratusan bintang di langit menjadi pandangan indah di depan mata.

“Suasananya saat malam hari tak kalah dengan kota lain, anginnya tidak begitu kencang dan pemandangannya memanjakan mata,” ucap Tarju anggota komunitas tersebut.

Di akhir pekan menjadi suasana yang lumayan ramai. Sesekali muda mudi sekitar kerap berkunjung untuk bersantai. Ada yang bermain gitar sambil bernyanyi, ataupun membuat perapian untuk menyiapkan makan malam dan kopi. Bercerita sambil bercanda ria juga terus berjalan hingga kantuk tiba.

Berkemah semalam semakin lengkap saat bangun pagi dengan melihat sunrise atau matahari terbit yang begitu indah. Pemandangan ini menjadi bonus terakhir sebelum berkemas pulang. Pas banget cuacanya cerah sehingga bisa melihat matahari terbit dengan sempurna.

“Jangan lupa setelah berkemas, sampah harus dibakar atau dibawa turun dan dibuang di tempatnya,” kata pemuda asal Kecamatan Rengel tersebut.

Bagi Tarju, kemah di atas Bukit Glodakan memiliki daya tarik dan sensasi berbeda. Meskipun area kemah di malam hari merupakan tempat latihan paralayang, namun ini menjadi peluang bagi pemangku kebijakan untuk mengelola lokasi ini menjadi kawasan wisata malam di Tuban dengan tambahan fasilitas toilet dan lainnya. (*)

Pewarta : Ikhwan Fahrudin (MG-356)
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tuban just now

Welcome to TIMES Tuban

TIMES Tuban is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.