TIMES TUBAN, TUBAN – Beternak burung cerewet Murai Batu di Kabupaten Tuban tidaklah mudah. Selain perawatannya yang ekstra ketat, asupan makanan sehat untuk si burung juga harus terjaga. Harus rajin juga membersihkan kandang burung dan merawat anakan burung dengan penuh pantauan.

Peksi Aji mampu menjawab tantangan itu. Dari tiga jodoh indukan burung, sudah berhasil terjual empat ekor burung dan kembali menetas empat telor yang kini dua ekor sudah siap jual.

Peksi Aji yang merupakan nama dari kelompok peternak di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek, Tuban, itu akan mengelola burung cerewet tersebut hingga bertambah indukan dengan modal penjualan anakan burung murai batu.

Modal awal yang dikeluarkan Peksi Aji yang juga merupakan kelompok peternak Organisasi Masyarakat Sekitar (OMS) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk itu, sebesar 30 juta. Dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu pun dibelanjakan indukan Burung Murai Batu sebanyak tiga pasang indukan dan untuk pembuatan kandang burung.

Tiga pasang burung indukan itu dikelola dengan maksimal sampai sekarang. "Alhamdulilah sudah produksi empat kali sudah terjual 4 ekor masih sisa empat ekor anak murai batu siap jual," kata Hartono selaku Ketua OMS Peksi Aji, saat ditemui TIMESIndonesia Kamis, (21/01/2021).

Di Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, sendiri terdapat sembilan OMS dan mendapat kucuran dana CSR pabrik senilai 225 juta yang merupakan program pemberdayaan masyarakat tahun 2020.

Dana CSR tersebut dibagi sebanyak 9 Organisasi Masyarakat Skitar diantaranya:

1. (OMS) Sarpras Mushola Baitul Mutakin pembangunan MCK 45 juta,

2. OMS pemberdayaan Lele Maju Bersama senilai 30 juta, 3. OMS Bina Mulya Pemberdayaan Jamur Tiram 35 juta,

4. OMS Peksi Aji Pemberdayaan burung murai batu 30 juta

5. J. S Nurul Asrori Pemberdayaan Kambing 28,500 juta

6. Posyandu Desa Jarorejo Pelatitihan 12 juta

7. JVC Peningkatan SDM/club voli 14.850.000

8. Kelompok Belajar pembelian alat penunjang belajar

9.  Mulyo Rejo FMK (Forum Masyarakat Kokoh) sebagai pendamping program.

Ketua FMK Kasno bercerita bahwa sebelumnya untuk CSR fokus ke sarana prasarana (sarpras). Mulai tahun 2018, kemudian pindah kelola. Pengunaan CSR kini bisa dipergunakan untuk pemberdayaan seperti pemberdayaan kambing, lele, jamur tiram dan pemberdayaan burung murai batu.

"Dari beberapa pemberdayaan itu rata-rata sudah berkembang sedikit demi sedikit. Alhamdulilah program tersebut bermanfaat untuk masyarakat sekitar," tutur Kasno.

Siswanto, Community Development officer PT Semen Indonesia (persero)  Tbk Pabrik Tuban, menegaskan bahwa agenda serah terima program CSR  ini merupakan momentum bersama-sama memulihkan perekonomian masyarakat di masa pandemi. Program CSR 2020 yang diserahterimakan pada masyarakat 26 desa dan 3 kecamatan senilai 7,1 M.

"Proporsi program tersebut terdiri dari program bertema pemberdayaan masyarakat sebesar 80%, tema peningkatan infrastruktur pendidikan dan RTLH sebesar 11%, berikutnya pada tema peningkatan kapasitas sebesar 6% dan 4% di tema karitatif," papar Siswanto.

Siswanto menilai, program ini dikelola secara akuntabel dan partisipatif bersama kelompok penerima manfaat, tujuannya agar meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat Kabupaten Tuban yang tinggal di sekitar perusahaan. "Kegiatan ini ialah wujud komitmen perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban dalam menjalankan tanggung jawab sosial lingkungan terhadap masyarakat sekitar, serta upaya serius untuk menjalin hubungan yang semakin baik dan berkelanjutan antara perusahaan dan masyarakat sekitar," ucapnya. (*)